SOBAT PRAKTIS - Kegiatan menggambar
sesungguhnya adalah bagian dari curahan pikiran, imajinasi, dan emosi, yang
dituangkan ke dalam kertas. Kegiatan ini juga bisa membuat anak lebih peka pada
lingkungannya sehingga sensitivitas emosinya terasah.
Untuk dapat
menggambar dengan baik, menurut Wedha Abdul Rasyid, ilustrator profesional,
diperlukan keselarasan antara apa yang di pikiran dengan kemampuan motorik,
termasuk koordinasi tangan dan mata.
"Untuk mahir
memvisualkan sebuah bentuk dengan baik anak perlu diberi kesempatan mengeksplor
lingkungannya sehingga referensinya menjadi kaya," katanya dalam acara
peresmian Sinar Dunia Book Factory di Kidzania Jakarta.
Karena itu
orangtuanya sebaiknya tidak overprotektif terhadap anak-anaknya.
"Bagaimana anak bisa mengenal bentuk kucing, bunga, atau rumput, kalau ia
hanya diperbolehkan main di dalam rumah sepanjang hari. Biarkan anak mengenal
lingkungannya," kata Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog, dalam
kesempatan yang sama.
Ditambahkan oleh
Wedha, pada dasarnya kegiatan menggambar tidak bisa diajarkan. "Cara
mengajari menggambar yang paling baik adalah dengan tidak mengajarinya,"
cetus pria yang pernah menjadi ilustrator novel Lupus ini.
Meski menyerahkan
sepenuhnya pada kreativitas anak, namun Wedha menyarankan agar orangtua terus
merangsang imajinasi anak. Misalnya dengan memberi komentar positif dan pujian
atas karya anak sehingga anak merasa nyaman dan senang. Selain itu, berikan
fasilitas berupa kertas gambar dan peralatan menggambar lainnya.
"Intinya adalah
berlatih terus-menerus sampai anak mahir memvisualkan bentuk-bentuk dalam
coretan. Hanya dengan melihat sebuah benda, kalau anak memang berbakat ia akan
bisa meresapi dan membuatnya menjadi gambar," katanya.
(Red : Fajar Iswanto)
Sumber : Kompas
0 comments:
Posting Komentar