Menilik Perbedaan TOEFL Dan IELTS ?




SOBAT PRAKTIS - Kemampuan berbahasa Inggris menjadi salah satu syarat utama untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Untuk mengetahui tingkat kemampuan berbahasa Inggris seseorang, ada beberapa tes yang bisa dijalani. Dua di antaranya adalah Test of English as a Foreign Languange (TOEFL) dan International English Language Testing System (IELTS).  Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara TOEFL dan IELTS?

Beda Tujuan

TOEFL

Tujuan utama dari TOEFL adalah untuk menentukan kemampuan seseorang berbicara, membaca, me
mahami, dan menulis dengan cukup baik untuk mengikuti perkuliahan yang berbasis bahasa Inggris. Pertanyaan-pertanyaan, bahan bacaan, dan bahan mendengarkan, semua dirancang untuk masuk ke tingkat perguruan tinggi.

IELTS

Sementara, tujuan dari IELTS adalah sebagai pelatihan umum. Program IELTS dirancang untuk mereka yang ingin bekerja di luar negeri. Biasanya, banyak perusahaan yang memerlukan karyawan yang bisa berbahasa dan mengerti bahasa Inggris. Untuk itu, mereka memerlukan tes ini. Jadi, bagi mereka yang ingin bermigrasi ke negara seperti Kanada dan Australia, biasanya memerlukan tes ini sebagai persyaratan.

Beda Fokus

TOEFL

TOEFL dirancang untuk pendengar dan pembicara dengan aksen Amerika Utara. Pengucapan, bentuk, dan gaya berbahasa Inggris disesuaikan dengan cara berbahasa orang Amerika Utara.

IELTS

Sedangkan IELTS dirancang sesuai dengan berbagai aksen dan situasi. Gaya menulis dan aksen mempersatukan ke dalam tes yang memang dirancang untuk menirukan aksen dan gaya dari berbagai negara. Ini menjadikan IELTS lebih ideal bagi mereka yang ingin menguji kemampuan bahasa Inggris mereka. Tetapi, tidak berpatokan pada berbicara dan membaca dengan gaya berbahasa Inggris Amerika Utara.

Beda Struktur

IELTS

Pendaftar yang mengambil tes IELTS biasanya diminta untuk melengkapi empat modul (berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan). Setelah itu, para pendaftar akan menerima sebuah berkas atau skor yang ditampilkan pada formulir laporan IELTS. Skor tertinggi bernilai 9, ini berarti orang tersebut benar-benar kompeten di semua bidang.
Tes mendengar dan berbicara sama pada kedua versi tes akademik dan ujian umun, tetapi untuk tes membaca dan menulis tidak. Ujian IELTS memakan waktu 2 jam 45 menit. Tes mendengarkan, membaca, dan menulis harus diselesaikan pada hari yang sama. Sedangkan tes berbicara membutuhkan waktu seminggu, sebelum atau setelah tes tertulis.

TOEFL

Sistem pendftaran TOEFL, biasanya dapat diambil secara online atau secara langsung di tempat yang telah ditentukan. Bila diambil secara online, pendaftar memiliki waktu empat jam untuk menyelesaikan tes membaca, mendengar, menulis, dan berbicara. Setiap tes memiliki batas waktu sendiri. Tes secara langsung serupa strukturnya dengan tes online, tetapi memiliki lebih banyak pada ujian tes tertulisnya dibandingkan dengan tes berbahasa. Keduanya serupa, hanya formatnya yang berbeda.

Versi internet, TOEFL memiliki skor tertinggi 120 dan terendah 0. Sedangkan versi tercetak (secara langsung) berkisar antara skor 310 dan 577 dengan poin berbeda tiap bagian, tetapi tidak termasuk bagian menulis pada nilai akhir.

Cara terbaik untuk memutuskan mana tes yang akan diambil adalah dengan mencari tahu tes mana yang mereka inginkan untuk melamar masuk ke perusahaan atau sekolah masing-masing.

Selamat mencoba!

red : Fajar
sumber : KOMPAS.com

Pesan Sang Guru


Ahad, 28 Juni 2009, terguncanglah mata hati saya. “Guru adalah pejuang rakyat yang bekerja tanpa pamrih walaupun ketika di rumah harus bergelut dengan segala kebutuhan dan kondisi hidup yang serba sulit. Menjadi guru tak boleh didasari oleh niat untuk sekadar mengisi lowongan pekerjaan. Guru bukan pekerjaan main-main karena yang dihadapinya adalah anak-anak yang kelak akan menentukan arah perubahan masa depan bangsa. Anak-anak adalah rumah masa depan kita,” urai sosok guru yang telah pensiun di tahun 1990-an ini.

Monica Balubun, itu namanya. Kisahnya sangat menarik untuk dicermati. 76 tahun lalu, dirinya lahir di Maluku Tenggara. Semasa menjadi guru, beliau sudah terbiasa mengajar di tiga kelas. Karena dulu, di sana hanya terdapat sekolah-sekolah yang gurunya hanya ada 2 orang. Kondisi alam pula yang menuntut beliau harus menggunakan sampan untuk bisa sampai ke sekolah, berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya.

Walau demikian, semangat untuk mengabdi tak pernah surut. Gaji sampai di tangan 6 bulan sekali pun, bukan masalah berarti bagi dirinya. Sebaliknya, kerja ekstra malah sering beliau lakukan demi anak didiknya. Les tambahan jadi agenda rutin yang dilakukannya demi mencapai prestasi belajar para siswanya. Berapa rupiah para siswa harus bayar? Nol rupiah.

“Tuhan akan selalu kasih kebijakan dan pengertian. Maka, katong (kita) sebagai guru tak boleh takut pada pimpinan, tapi takut dan berdoalah pada Tuhan, karena ia penilai kita yang sesungguhnya,” urainya singkat ketika ditanya soal profesionalisme guru.

Nenek setengah baya yang pernah menjadi anggota DPRD provinsi Maluku periode 1999 – 2004 ini pun tak pernah merasa sudah pensiun jadi guru. Karena, baginya guru bukan status, tapi fungsi. Jadi, jangan heran kalau beliau selalu menyempatkan diri untuk bercengkrama dengan anak-anak berseragam sekolah untuk sekadar berbagi pengalaman & nasihat hidup.

Menawan suaranya, Mengundang isi perkataannya, Melayani dengan kasih sayang (3M), itulah prinsip hidup sang guru dari bumi Pattimura ini. Suara yang menawan akan membuat setiap orang terpesona. Bagi guru, penting punya suara yang bisa didengarkan siswa, terutama dalam situasi pembelajaran di ruang kelas. 

Yang lebih penting lagi, suara itu memiliki daya tarik bagi siswa karena mengandung kata-kata yang penuh kebijaksanaan. Siswa selalu disadarkan akan pentingnya belajar & bekerja keras untuk mengejar cita-cita masa depan mereka. Mendidik siswa dengan kasih sayang, inilah tingkat kesempurnaan hidup seorang guru. Siswa adalah segalanya. Segalanya untuk siswa.

Saya tak bisa berkata-kata lagi. Takjub akan kisah perjuangan hidupnya menjadi guru. Bu guru yang satu ini pun mengajarkan satu hal penting, jadilah guru yang baik atau tidak sama sekali. Profesi guru, bukanlah jalan untuk memuaskan hasrat dunia. Sesungguhnya, menjadi guru adalah amanah yang hanya bisa diemban oleh orang-orang pilihan. Apakah orang pilihan itu Anda?

 
republika.co.id

Penulis : Asep Sapa'at
Teacher Trainer di Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa

RUMUS DASAR JARIMATIKA




SOBAT PRAKTIS - Jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Metode ini ditemukan oleh Ibu Septi Peni Wulandani.
Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode jarimatika kita mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah Kurang) sampai dengan ribuan (atau mungkin lebih?)

Metode ini sangat mudah diterima anak. Mempelajarinya pun sangat mengasyikkan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat”nya selalu tersedia. Bahkan saat ujian kita tidak perlu khawatir “alat”nya akan disita atau ketinggalan karena alatnya adalah jari tangan kita sendiri.

Sebagai gambaran: dalam Jarimatika tangan kanan digunakan untuk satuan dan tangan kiri digunakan puluhan dan ratusan.

Angka 1 diwakili oleh jari telunjuk, 2 diwakili jari telunjuk dan jari tengah demikian seterusnya sampai 4 ditunjukkan ketika jari telunjuk sampai kelingking terbuka.

Angka 5 diwakili oleh jempol saja. Lalu 6 ditunjukkan dengan jempol dan telunjuk, demikian seterusnya hingga angka 9 ditunjukkan jika semua jari tangan kanan terbuka.

Contoh : 1 + 5 + 3 – 2 = 7

1 (buka jari telunjuk)
+5 (buka jempol)
+3 (buka jari tengah, jari manis, kelingking)
-2 (tutup jari kelingking dan jari manis)

Sampai disini kita akan mendapati jempol, jari telunjuk dan jari tengah terbuka dan ini menunjukkan angka 7.

Jika sudah terbiasa, maka dengan sendirinya jari-jari akan bergerak dengan lincah.
Metode Jarimatika ini bisa digunakan untuk operasi penjumlahan dan pengurangan sampai dengan 9999 dan untuk operasi perkalian/pembagian 2-3 digit (atau bahkan lebih)?

Untuk Tekhnik Dasar Jarimatika Mungkin Rumus Dibawah Ini Bisa Membantu

Teknik Jarimatika

1)Penjumlahan dan Pengurangan

 Tangan Kanan sebagai satuan dan tangan kiri sebagai puluhan.

 Tangan Kanan:

 - Telunjuk dibuka = 1
 - (Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 2
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis) dibuka = 3
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) dibuka = 4
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) ditutup + Jempol dibuka = 5
 - (Jempol + Telunjuk) dibuka = 6
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 7
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis) dibuka = 8
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis + Kelingking) dibuka = 9

 Tangan Kiri:

 - Telunjuk dibuka = 10
 - (Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 20
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis) dibuka = 30
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) dibuka = 40
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) ditutup + Jempol dibuka = 50
 - (Jempol + Telunjuk) dibuka = 60
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 70
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis) dibuka = 80
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis + Kelingking) dibuka = 90


Penggunaan metode :

Dibandingkan dengan metode lain, metode “Jarimatika” lebih menekankan
pada penguasaan konsep terlebih dahulu baru ke cara cepatnya,
sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang.
Selain itu metode ini disampaikan secara fun,
sehingga anak-anak akan merasa senang dan gampang bagaikan “tamasya belajar”.

Tumbuhkan Kepekaan Lewat Coretan Gambar




SOBAT PRAKTIS - Kegiatan menggambar sesungguhnya adalah bagian dari curahan pikiran, imajinasi, dan emosi, yang dituangkan ke dalam kertas. Kegiatan ini juga bisa membuat anak lebih peka pada lingkungannya sehingga sensitivitas emosinya terasah.

Untuk dapat menggambar dengan baik, menurut Wedha Abdul Rasyid, ilustrator profesional, diperlukan keselarasan antara apa yang di pikiran dengan kemampuan motorik, termasuk koordinasi tangan dan mata.

"Untuk mahir memvisualkan sebuah bentuk dengan baik anak perlu diberi kesempatan mengeksplor lingkungannya sehingga referensinya menjadi kaya," katanya dalam acara peresmian Sinar Dunia Book Factory di Kidzania Jakarta.

Karena itu orangtuanya sebaiknya tidak overprotektif terhadap anak-anaknya. "Bagaimana anak bisa mengenal bentuk kucing, bunga, atau rumput, kalau ia hanya diperbolehkan main di dalam rumah sepanjang hari. Biarkan anak mengenal lingkungannya," kata Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog, dalam kesempatan yang sama.

Ditambahkan oleh Wedha, pada dasarnya kegiatan menggambar tidak bisa diajarkan. "Cara mengajari menggambar yang paling baik adalah dengan tidak mengajarinya," cetus pria yang pernah menjadi ilustrator novel Lupus ini.

Meski menyerahkan sepenuhnya pada kreativitas anak, namun Wedha menyarankan agar orangtua terus merangsang imajinasi anak. Misalnya dengan memberi komentar positif dan pujian atas karya anak sehingga anak merasa nyaman dan senang. Selain itu, berikan fasilitas berupa kertas gambar dan peralatan menggambar lainnya.

"Intinya adalah berlatih terus-menerus sampai anak mahir memvisualkan bentuk-bentuk dalam coretan. Hanya dengan melihat sebuah benda, kalau anak memang berbakat ia akan bisa meresapi dan membuatnya menjadi gambar," katanya.

(Red : Fajar Iswanto)
Sumber : Kompas

Siswa Miskin tapi Cerdas Berhak Kuliah


Siapa pun berhak kuliah (Ilustrasi)
SOBAT PRAKTIS - Pemerintah menjanjikan akan memberikan beasiswa bagi siswa cerdas yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk melanjutkan kuliahnya. Beasiswa tersebut tersedia dalam program bantuan biaya pendidikan bidik misi.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Prof Musliar Kasim dalam acara dialog dengan 200 siswa SMA atau sederajat di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (26/3).

"Tidak ada alasan bagi siswa cerdas dari keluarga tidak mampu untuk tidak bisa kuliah, pemerintah akan beri beasiswa," kata Musliar.

Musliar mengatakan, bidik misi yang merupakan singkatan dari Beasiswa Pendidikan Bagi Mahasiswa Berprestasi, yang dikhususkan untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dan memiliki prestasi yang baik dan konsisten semasa sekolah di jenjang SMA.  

Beasiswa bidik misi ini diberikan sejak pertama kali calon mahasiswa mendaftar sebagai mahasiswa. Jika ia lulus, maka beasiswa ini menjadi salah satu bantuan khusus untuk meringankan biaya kuliah. 
  
Pada 2012, diberikan kesempatan kepada 30.000 mahasiswa untuk mendapatkan bantuan pendidikan. Jumlah yang diterima oleh penerima beasiswa bidik misi adalah Rp 600.000/bulan, atau Rp 2,4 juta/semester.   

Persyaratan pendaftaran program Bidik Misi siswa SMA/SMK/MA/MAK atau sekolah sederajat lainnya yang akan lulus pada 2012, lulusan 2011 yang bukan penerima bidik misi dan tidak bertentangan dengan ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing- masing Perguruan Tinggi Negeri (PTN).   

Selain itu, usia paling tinggi pada saat mendaftar yakni 21 tahun, kurang mampu secara ekonomi yang ditandai dengan pendapatan kotor gabungan orangtua/wali sebesar-besarnya Rp 3 juta/bulan, pendapatan kotor gabungan orangtua/wali dibagi jumlah anggota keluarga sebesar-besarnya Rp 600 ribu/bulan, dan pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya Strata 1 (S1) atau Diploma 4.    

"Jalurnya dapat melalui jalur undangan dan ujian tulis. Anda semua dapat memahami dan memanfaatkan program bantuan beasiswa ini, sesuai persyaratan yang ada," ujar mantan Rektor Universitas Andalas itu.  
 
Untuk peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur ujian tulis dan seleksi mandiri, harus memiliki potensi akademik memadai, yaitu masuk dalam 30 persen terbaik di sekolah untuk semester 4 dan 5 bagi yang akan lulus tahun 2012 atau semester 5 dan 6 bagi lulusan tahun 2011.  
  
Sedangkan SNMPTN jalur undangan hanya diperuntukkan bagi yang akan lulus pada 2012 serta memiliki prestasi akademik tinggi dan konsisten berdasarkan pemeringkatan oleh kepala sekolah, yaitu masuk dalam peringkat terbaik di sekolah yang sama pada semester 3, 4 dan 5 dengan ketentuan berdasarkan akreditasi (akreditasi sekolah untuk SMA dan MA atau akreditasi jurusan/bidang keterampilan untuk SMK dan MK).

"Khusus SNMPTN jalur tulis, jika masuk 10 besar tetapi tidak mampu membiayai kuliah, silahkan lapor Pak Rektor karena akan dijamin oleh pemerintah dengan program beasiswa Bidik Misi itu," ujar Musliar.      

Kemdikbud melalui Ditjen Dikti pada tahun anggaran 2012 menganggarkan Rp1,56 triliun lebih untuk bantuan biaya pendidikan dan beasiswa.

Red (Fajar Iswanto)
Sumber : ANT

Bingung Menentukan Topik Esai? Ini Tipsnya!


Esai (Ilustrasi)

SOBAT PRAKTIS - Kunci keberhasilan membuat esai sebagai salah satu syarat beasiswa terletak pada topik, bagaimana Anda menjabarkannya, dan menampilkan hal-hal menarik bagi yang membacanya. Tema yang unik pasti akan menarik perhatian. Bingung memilih topik? Ada sejumlah hal yang bisa Anda jadikan panduan dalam memilih dan menentukan topik. Apa saja?

1. Buat daftar topik
Sebelum memilih dan menentukan topik, ada baiknya Anda membuat daftar-daftar topik yang sesuai dan potensial untuk digarap. Daftar ini akan memberikan batasan pada Anda agar bekerja pada lingkup yang Anda kuasai. Setelah membuat daftar, mulailah persempit daftar topik potensial tersebut.

2. Hilangkan topik yang tidak bisa diperluas
Dari daftar topik yang sudah dibuat, pilihlah mana yang akan menjadi fokus penulisan Anda. Cobalah untuk memperluas topik itu. Kalau kemudian Anda berpikir bahwa topik tersebut memiliki peluang kecil untuk dikembangkan, segera ganti topik. Yang jelas, topik yang dipilih harus Anda kuasai dan memberikan keleluasaan untuk dikembangkan.

3. Hilangkan klise
Dalam membuat esai, pilihlah topik yang tidak klise alias hanya mengulang hal yang sering dibahas. Jika hal ini terjadi, saatnya Anda untuk beralih ke topik lain. Inti dari penulisan esai adalah untuk menonjolkan kemampuan Anda. Jika ingin memeriksa esai itu kembali, Anda harus merasa bahwa sebelumnya tidak pernah membaca tulisan itu.

4. Jangan memilih topik yang "mengiba"
Banyak permintaan untuk menulis esai mengenai kehidupan Anda. Biasanya, hal-hal yang diingat adalah kisah-kisah yang tragis. Meski diperbolehkan, Anda harus berhati-hati apakah dengan hal itu akan menyebabkan topik Anda menjadi buruk atau menyedihkan. Sebaiknya tulislah kisah-kisah yang positif tentang diri Anda.

5. Singkirkan topik yang sensitif/menyinggung
Ada sejumlah masalah yang harus Anda hindari saat memilih topik. Salah satunya, hindari yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Misalnya, terkait kelompok tertentu, agama, atau kelompok politik. Kecuali hal itu memang berkaitan dengan kehidupan Anda.

6. Jangan sampai berbohong!
Tak perlu berambisi membuat esai yang fantastis dengan berbagai "bumbu" berlebihan atas sebuah peristiwa yang terjadi dalam hidup Anda. Yang perlu Anda lakukan adalah jujur. Tulislah setidaknya lima paragraf tentang pribadi Anda yang sesungguhnya. Penilai akan mengetahui apakah Anda jujur atau tidak. 

7. Singkirkan hal negatif
Esai adalah kesempatan bagi Anda untuk memberikan kesan baik kepada tim penilai. Maka, hindarilah menceritakan hal kecil yang justru memberikan penilaian negatif terhadap Anda. 

8. Tuliskan esai mengenai diri Anda
Salah satu tujuan penulisan esai yang menjadi syarat beasiswa adalah menceritakan tentang diri Anda, bukan orang lain. Jangan takut terhadap apa yang mereka pikirkan. Biarkan Anda menulis sesuai dengan gaya penulisan dan topik yang mengekspresikan tentang siapa Anda. Cara terbaik untuk menulis sebuah esai adalah dengan membiarkan kepribadian Anda muncul. Setiap topik yang Anda berikan harus terlihat seperti tulisan Anda.

9. Buang bagian yang tidak penting
Jika menurut Anda topik yang dipilih tidak memberikan kesan, maka jangan digunakan. Secara sederhana, pilihlah topik yang bisa meninggalkan kesan abadi bagi tim penilai. Sulit bagi mereka membedakan tulisan satu dengan tulisan lainnya. Oleh karena itu, Anda harus bekerja keras untuk dapat menonjolkan tulisan Anda. Untuk melakukan ini, Anda perlu menghilangkan topik yang tidak penting.

10. Pilih topik final
Setelah mereview hal-hal di atas, maka saatnya Anda menentukan topik. Pilih topik yang tersisa dari daftar yang telah dibuat dan paling sesuai dengan Anda.
Selamat mencoba!

Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/19/09295215/Bingung.Menentukan.Topik.Esai.Ini.Tipsnya.

Inilah 10 Provinsi dengan Hasil UKA Tertinggi


Menuju Sertifikasi (Ilustrasi)

SOBAT PRAKTIS - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akhirnya mengumumkan hasil akhir uji kompetensi awal (UKA) guru tahun 2012 yang telah dilaksanakan pada bulan Februari 2012 lalu. Dengan nilai rata-rata 50,1 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didaulat mendapat predikat sebagai provinsi dengan nilai rata-rata UKA tertinggi.

Mendikbud Mohammad Nuh membeberkan, setelah DIY, posisi 10 besar provinsi dengan nilai rata-rata tertinggi disusul oleh DKI Jakarta (49,2), Bali (48,9), Jawa Timur (47,1), Jawa Tengah (45,2), Jawa Barat (44,0), Kepulauan Riau (43,8), Sumatera Barat (42,7), Papua (41,1) dan Banten (41,1).

Seperti diwartakan, untuk hasil tertinggi nasional adalah 97,0 dan nilai terendah adalah 1,0. Berdasarkan itu, dalam perhitungan Kemdikbud, hasil rata-rata nasional UKA 2012 adalah 42,25 yang mencakup seluruh peserta dari jenjang TK sampai jenjang SMA.

"Itu yang tertinggi, dan dengan berat hati, saya harus menyebutkan bahwa lima provinsi yang memperoleh nilai rata-rata terendah, adalah Maluku (34,5), Maluku Utara (34,8), Kalimantan Barat (35,40), Kalimantan Tengah (35,5), dan Jambi (35,7)," kata Nuh kepada para wartawan, di gedung Kemdikbud, Jakarta, Jumat (16/3/2012).

Dijelaskan Nuh, dalam pelaksanaan UKA 2012, ada 285.884 guru yang mendaftar. Akan tetapi, yang mengikuti ujian hanya 281.016 orang guru. Sedangkan sisanya 4.868 orang guru tidak mengikuti ujian. "Mungkin yang tidak mengikuti ujian ini karena alasan sakit atau lainnya," imbuhnya.

Jika dilihat dari kualifikasi pendidikannya, kata Nuh, 211.858 peserta UKA merupakan lulusan S1, 34.614 peserta lulusan D2, 19.039 orang guru lulusan SMA, dan sisa lainnya lulusan SMP, SMA, D1, D3, S2 dan S3. "Dari ratusan ribu guru yang mengikuti uji kompetensi yang lulusan S3 hanya 9 orang. Tapi mungkin saja jurusan S3 yang diambil bukan jurusan pendidikan," kata Nuh.

Dengan adanya hasil tersebut, Nuh menyimpulkan bahwa distribusi nilai UKA 2012 perlu dirancang secara khusus untuk pendidikan dan latihan guru dalam rangka sertifikasi serta perencanaan yang matang.

"Yakni, mulai dari metodologi dan materi agar kompetensi guru setelah mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) memperoleh hasil yang signifikan," tukasnya. Untuk diketahui, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi guru untuk mengikuti UKA. Misalnya seperti memiliki kualifikasi akademik S1/D4.

Bagi guru yang belum memiliki kualifikasi tersebut (lulusan pendidikan menengah) tetap bisa mengikuti UKA asalkan pada 1 Januari 2012 usianya telah memasuki 50 tahun dengan masa kerja sebagai guru minimal 20 tahun.

UKA 2012 bertujuan untuk melakukan pemetaan, seleksi kelayakan, dan sebagai tiket masuk ke proses selanjutnya sebelum dinyatakan sebagai guru profesional dan berhak mendapatkan tunjangan profesi. Karena untuk mendapatkan tunjangan profesi, masing-masing guru harus melewati UKA, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), dan Uji Kompetensi Akhir. 

Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/16/2212161/Inilah.10.Provinsi.dengan.Hasil.UKA.Tertinggi

Baca Dan Berhitung Bukan Porsi PAUD


PAUD (Ilustrasi)

SOBAT PRAKTIS - Kesadaran memberikan pendidikan bagi anak-anak usia dini kini semakin berkembang. Berbagai sekolah berlomba-lomba menerapkan berbagai metode pendidikan untuk anak usia dini. Namun, orangtua sebaiknya lebih bijaksana memilih metode pendidikan yang tepat.

Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, anak-anak berusia balita (bawah lima tahun) yang mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) seharusnya tidak diberikan pendidikan baca tulis dan hitung (calistung).

"Kurikulum yang ada dibuat PAUD itu seharusnya didesain lebih pada sosialisasi pendidikan kepada anak, seperti berkenalan kepada temannya, bagaimana berinteraksi dan sosialisasi; bukan calistung. Berhitung itu seharusnya dimulai dari kelas I SD," ungkapnya dalam acara media edukasi bertajuk "Mengenali Gejala Stres pada Anak" yang diadakan oleh lembaga konseling Personal Growth di Jakarta.

Dengan diajarkannya calistung pada PAUD ini, ia menilai anak-anak menjadi stres. Demikian pula dengan orangtua dan gurunya yang ikut stres, dan akan berdampak ketika menghadapi ujian nasional.

"Anak kita yang PAUD tidak bisa baca tulis, orangtuanya stres karena tidak bisa memasukkannya ke SD. Begitu seterusnya karena tidak sesuai grade. Ini dikarenakan sistem kurikulumnya memaksa anak harus bisa baca tulis," paparnya.

Kurikulum seperti itu, katanya, seperti sistem target yang harus diselesaikan. Seharusnya sistem pendidikan menggunakan sistem yang dapat membuat anak didik nyaman dan senang saat belajar.

"Kalau sekarang, misalnya, ketika guru tidak bisa hadir di kelas, anak-anak senang. Tidak merasa seperti ada yang kurang. Di sinilah salahnya," lanjutnya.

Menurut psikolog Ratih Ibrahim, seharusnya di setiap keluarga terbangun sebuah kesadaran bahwa pendidikan bukan hanya dari sekolah. Alternatif pendidikan itu bisa disediakan oleh orangtua.

"Sebetulnya, paling penting, itu disediakan oleh orangtua karena mereka kenal dengan baik psikologis perkembangan anaknya," ujar Ratih yang juga Direktur Personal Growth, dalam acara yang sama.

Dengan demikian, kata Ratih, kalau orangtua percaya diri akan anaknya dan gaya mendidik mereka, maka anak akan menemukan potensi mereka. "Ini yang tidak bisa diukur dengan nilai," katanya.

Sumber :http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/21/1331215/Baca.dan.Berhitung.Bukan.Porsi.PAUD

RPP-ku Untukku, RPP-mu Untukmu




Kisah ini dimulai ketika saya berencana untuk melakukan penelitian tentang profil dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika di kalangan guru-guru SD/MI.  Dengan bantuan seorang teman yang menjadi wakasek kurikulum di sekolahnya, setelah mendapat izin dari kepala sekolah, saya meminta beliau untuk mengumpulkan contoh dokumen RPP yang pernah dibuat & dilaksanakan oleh rekan sejawatnya di kelas.

Namun, proses pengumpulan tak semudah yang dibayangkan. Batas waktu yang saya tentukan untuk mengumpulkan seluruh dokumen RPP tak dapat ditepati. Sampai akhirnya, semua dokumen RPP yang diminta berhasil dikumpulkan. Lantas, ketika teman saya melaporkan hasil kerjanya, saya penasaran bertanya, “Adakah masalah di sekolah sehingga guru-guru terlambat mengumpulkan dokumen RPP yang saya minta?”

Secara lugas teman saya memberikan keterangan, “Maaf teman, sebagian guru cenderung tidak membuat RPP pada saat mengajar. Malah ketika saya minta dokumen RPP-nya dikumpulkan, ada sebagian guru yang berdalih RPP-nya tak usah dikumpulkan karena merasa sudah diwakili oleh RPP temannya yang sudah dikumpulkan”.

Geli rasanya mendengar penjelasan ada sebagian besar guru yang merasa tak usah memberikan contoh dokumen RPP-nya karena sudah diwakili oleh RPP milik temannya yang sudah dikumpulkan. Apakah RPP seorang guru bisa mewakili RPP guru lainnya? Jika karakteristik siswa yang ditangani satu guru & guru lainnya berbeda, apakah dapat dibenarkan jika RPP guru yang satu dengan guru lainnya persis sama? Bukankah pembelajaran bersifat pribadi, mungkinkah RPP yang dibuat bersifat kolektif? Banyak pertanyaan yang spontan muncul sesaat setelah mendengar penjelasan dari teman saya tadi.
Ibarat seorang insinyur bangunan, dia bertanggung jawab merencanakan rancang bangun yang dapat dipahami oleh tukang bangunan. Ketika rancang bangun dibuat dengan baik, maka jelas hal ini sangat memudahkan para tukang bangunan untuk mengeksekusi program pembangunan. Tetapi tidak sebaliknya. Karena insinyur bangunan tidak membuat rancang bangun dengan baik, maka alamat gagalnya proses pembangunan sangat terbuka lebar.

Bagaimana dengan guru? Setali tiga uang, merencanakan pembelajaran yang baik akan memuluskan langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih dari itu, RPP memiliki manfaat luar bisa jika dibuat sebaik mungkin oleh guru.

Clark & Lampert (1986) menyatakan, “Functions of teacher planning include allocating instructional time for individuals and groups of students, composing student groupings, organizing daily, weekly, and term schedules, compensating for interruptions from outside the classroom and communicating with substitute teachers”. Salah sendiri jika strategi mengajar tidak efektif dijalankan, salah sendiri jika keberhasilan belajar siswa tidak pernah mencapai ketuntasan minimal, bisa jadi semua berawal karena tak membuat rencana pembelajaran dengan baik.

Salah adalah bagian dari proses belajar, namun jika kesalahan tak pernah diperbaiki berarti tidak ada itikad baik untuk berubah. Percayalah, RPP bukan sekadar soal administrasi melainkan cara terbaik untuk memastikan proses pembelajaran berkualitas dengan hasil belajar siswa yang luar biasa.

Pada hakikatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ciri RPP yang baik hendaknya mengikuti beberapa kaidah berikut, (1) memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru yang akan menjadi pengalaman belajar siswa, (2) langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, (3) langkah-langkah pembelajaran dibuat serinci mungkin, sehingga jika RPP digunakan oleh guru lain karena tidak bisa hadir, maka RPP tersebut tetap mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda (TIM Penyusun Panduan RPP – PSG Rayon 2 UNIMED).

Tak ada satu alasan apa pun yang bisa menjelaskan seorang guru boleh meng-copy paste RPP punya satu guru untuk digunakan oleh guru lainnya. Proses copy paste berarti mengabaikan prinsip kejujuran, karena mengajar di kelas sendiri pasti berbeda dengan situasi di kelas lainnya. Walaupun satu guru mengajar di kelas yang sama, namun tentu setiap guru memiliki gaya mengajar berbeda untuk disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswanya & karakteristik kelas yang diajarnya.

 “Analysis of Mathematics Instructional Design as an Instrument for Mathematics Teaching Reform”, judul makalah yang pernah saya sajikan di Event Seminar Nasional Matematika UNPAD-UI pada akhir Desember 2008 silam. Isi makalah ini berupa laporan penelitian saya tentang profil dokumen RPP Matematika di kalangan guru-guru SD/MI di Bogor.

Kegelian saya bertambah luar biasa jika melihat hasil penelitian itu, (1) sebagian besar guru tidak dapat mengintegrasikan hubungan antara tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran; (2) sebagian besar guru cenderung menggunakan metode tunggal, yaitu metode ceramah sebagai sebuah strategi mengajar; (3) sebagian besar guru cenderung hanya mengevaluasi kemampuan hapalan siswa (kemampuan berpikir tingkat rendah).

Setelah saya coba pahami kenyataan yang terjadi, akhirnya saya tidak merasa aneh lagi jika RPP satu guru dengan guru lainnya hampir mirip isinya. Misal, ada beberapa guru yang membuat prosedur pembelajaran sama, seperti dimulai dari doa, apersepsi, ceramah, latihan soal, pembahasan, penutup, dan diakhiri dengan doa lagi. Ini tanda guru belum paham makna dari RPP.

Satu guru tidak paham cara membuat RPP, lalu dia keliru membuat RPP. Karena guru lain beranggapan RPP temannya yang keliru itu baik, maka copy paste RPP punya teman jadi pilihan. Fatal akibatnya, siswalah yang akhirnya jadi korban karena gurunya tidak paham apa dan bagaimana seharusnya membuat RPP yang baik. Karena aku bukan kamu dan kamu bukan aku, seharusnya guru-guru serempak berkata RPP-ku untukku, RPP-mu untukmu…

Nasib... Menjadi Ilmuan Indonesia

Ilmuan (Ilustrasi)
Apabila dibandingkan dengan para profesional di bidang lain, tentu angka tersebut terlihat "njomplang". Hal itu karena produk yang dihasilkan para dosen tidak bisa dikalkulasi secara kuantitatif. Contohnya, prestasi para profesional di bidang perbankan, manufaktur, penjualan, dan jasa dapat dilihat dari neraca rugi laba, keluar-masuk barang, dan kurva penjualan.

Sementara itu, seorang dosen hanya menghasilkan produk rencana proses pembelajaran (RPP), bahan ajar, modul, buku, dan makalah. Produk itu tidak memiliki korelasi dengan kenaikan jumlah mahasiswa atau berujung pada kenaikan pendapatan pengelola perguruan tinggi. Paling banter, dalam banyak kasus, gelar seorang dosen dijadikan untuk ”menakut-nakuti” para calon pengguna. Setelah itu, dosen hanya mewah di dalam kampus, tetapi merana di luar kampus.

Di negeri ini, berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah dosen di PTN dan PTS sekitar 130.000 orang. Jumlah itu terdiri atas 70.000 dosen PNS, 50.000 dosen PTS, dan 10.000 dosen yang tak tercatat. Pendapatan mereka bervariasi berdasarkan institusi, jabatan fungsional, pengalaman kerja, dan pendidikan.

Jika pendapatan dosen PTN mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 13 juta, dosen PTS jaraknya lebih sempit, yakni Rp 500.000 hingga Rp 3 juta.
Sementara itu, dosen yang berlindung di bawah institusi pendidikan partikelir telah hidup di antara jumlah satuan kredit semester (SKS) dan kebaikan yayasan. Berdasarkan UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya pada Pasal 72 Ayat 2 dinyatakan, dosen wajib mengajar 12 hingga 16 SKS. Apabila satu SKS dihargai Rp 50.000, si dosen hanya akan mendapatkan penghasilan Rp 600.000 hingga Rp 800.000 per bulan.

Faktor penghambat
Berdasarkan fakta di atas, ada dua faktor penghambat sehingga ilmuwan di Indonesia tidak berkembang. Pertama, mekanisme perundang-undangan yang ada tidak melindungi kepentingan dosen. Baik UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen maupun UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak menentukan standar kehidupan yang layak bagi seorang dosen. Apalagi, UU tersebut sekaligus menegaskan bahwa dosen tidaklah berlindung di bawah UU Ketenagakerjaan.

Diasumsikan, dosen bukanlah pekerjaan yang sudah pasti menuai penghasilan yang memadai. Pada kenyataannya, menjadi dosen hanyalah persoalan ”bagaimana saya menjalani hidup” dan bukan ”bagaimana saya mencari uang”. Ketika dunia digerakkan dengan mesin, dan segala-galanya diukur dengan uang, semangat ”menjalani hidup” itu hanya akan menjadi idealisme konyol di tengah gurita materialisme dan hedonisme.

Kedua, sistem sosial tidak memberikan ruang bagi kesejahteraan dosen. Pada era 1980-an, konsep pragmatisme perguruan tinggi dilaksanakan melalui rumusan link and match. Ini hanya akan menjadikan dosen sebagai pelatih yang mempersiapkan anak didik sebaga
i pekerja tanpa memiliki dimensi kreatif.

Pada era 2000-an, konsep pragmatisme itu diperbarui melalui pencanangan universitas riset. Dibayangkan bahwa dosen akan menghasilkan inovasi produk, tetapi pada kenyataannya inovasi itu telah diambil alih oleh lembaga-lembaga swasta yang memiliki dana lebih besar dan respons lebih cepat.

Pada era perdagangan bebas, ketika perguruan tinggi asing dapat dengan mudah masuk di Indonesia, perguruan tinggi telah bergerak le


bih praktis dengan cara mendudukkan dosen sebagai pekerja. Sistem operasi perguruan tinggi telah menyamakan diri dengan sistem waralaba produk rumah tangga.

Sistem lemah
Gambaran di atas menunjukkan lemahnya sistem perundangan dan sistem sosial kita dalam melindungi kepentingan kaum ilmuwan. Dengan kata lain, kita tidak sekadar butuh ilmuwan yang mampu menghasilkan produk yang bisa dijual, tetapi juga sistem sosial yang dapat diandalkan untuk kehidupan para ilmuwan.

Pada kenyataannya, ilmuwan masa kini adalah orang pintar yang tidak dibutuhkan masyarakat. Pepatah Jawa, kebo bule mati setra, kerbau putih mati di lapangan. Kerbau putih adalah hewan yang sangat khusus karena hanya dimiliki oleh kaum bangsawan, tetapi harus mati karena tidak ada yang merawat. Ilmuwan telah menjadi komunitas asing yang kehilangan para penyokongnya. (Fajar dan dari pelbagai sumber di KOMPAS)

Wah! 700.000 PNS Tak Berkualitas Bakal Diberhentikan


Seleksi PNS tak berkualitas (Ilustrasi)

Para Sobat Praktis, kesempatan buat kalian yang punya cita-cita jadi PNS yang berkualitas, karena Pengamat Kebijakan Publik Riant Nugroho menyatakan jika pemerintah melakukan audit terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada saat ini melalui tes standard penerimaan PNS, maka diperkirakan sekitar 10-15 persen PNS yang ada saat ini terpaksa diberhentikan karena tidak memenuhi standard.

"Setelah dilakukan audit, diperkirakan ada sekitar 10-15% dari PNS yang terpaksa harus diberhentikan,"

Untuk itu, lanjut Riant, pemerintah perlu menyiapkan para penggantinya dengan SDM yang berkualitas dengan cara yang sesuai standard dan menjamin tidak ada lagi calon titipan baik dari kepala daerah maupun oknum lain.

"Tentu saja, sebelumnya Pemeritah harus menyiapkan strategi dan anggaran yang sesuai. Populasi inilah yang akan diisi oleh SDM baru yang lebih berkualitas," jelasnya.
Riant menyatakan untuk mendapatkan SDM berkualitas tersebut maka kran penerimaan harus dibuka kembali.

"Moratorium penerimaan PNS sudah waktunya dicabut, namun sebelumnya harus dilakukan audit SDM PNS, dengan risiko PNS yang tidak berkualitas diberhentikan dari kepegawaiannya," pungkasnya.

Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN) bulan Oktober tahun 2011, jumlah PNS di seluruh Indonesia mencapai 4.646.351 orang dengan komposisi 47,16 persen perempuan dan 52,84 persen laki-laki. Dengan demikian, adanya audit PNS diperkirakan sebanyak 705 ribu PNS akan berhenti.

Sumber

2013, SNMPTN Gratis!


SNMPTN Gratis

Berita gembira buat Sobat Praktis yang mempunyai impian kuliah di Perguruan Tinggi Negeri karena Pada tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana menggratiskan biaya seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso mengatakan, saat ini Kemdikbud tengah menghitung dana yang diperlukan untuk menerapkan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) gratis.

Tahun 2011, pemerintah mengalokasikan Rp 30 miliar untuk menyelenggarakan SNMPTN. Besaran dana itu mampu menutupi biaya operasional SNMPTN jalur undangan dan ujian tulis sekitar 35 persen.

Rencana ini, jelas Djoko, sejalan dengan akan dihapuskannya SNMPTN jalur ujian tertulis. Menurutnya, dengan hanya membuka jalur undangan dalam penerimaan mahasiswa baru di PTN, beban penyelenggaraan SNMPTN lebih ringan karena tidak perlu lagi mencetak naskah untuk ujian tulis.

"Semua menjadi lebih hemat karena tidak ada biaya cetak. SNMPTN akan gratis karena pemerintah yang membayarnya," kata Djoko, Selasa (13/3/2012), di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Selama ini, peserta SNMPTN memang dikenai biaya pendaftaran yang nilainya berbeda setiap tahunnya. Pada 2012, setiap peserta jalur undangan dikenai biaya pendaftaran sebesar Rp 175.000. Adapun untuk jalur ujian tulis setiap peserta dikenai biaya Rp 150.000 untuk kelompok IPS dan Rp 175.000 untuk kelompok IPC (IPA dan IPS).
Di luar itu, terdapat juga ujian keterampilan sebesar Rp 150.000 untuk setiap peserta yang dibayarkan saat peserta mengikuti ujian keterampilan di PTN penyelenggara. (KOMPAS)

Einstein Benar, Tak Ada yang Lebih Cepat dari Cahaya

Albert Einstein



 Salam Praktis,


Tim peneliti ICARUS pimpinan Carlo Rubia yang melakukan eksperimen ulang tentang neutrino menemukan bahwa neutrino bergerak tak lebih cepat dari kecepatan cahaya.

"Hasil penelitian sangat meyakinkan dan memberi tahu kita bahwa ada yang tidak beres dengan temuan OPERA," kata Rubia seperti dikutip AP, Jumat (16/3/2012).

September 2011 lalu,tim yang tergabung dalam eksperimen Oscillation Project with Emulsion-t Racking Apparatus (OPERA) menemukan bahwa kecepatan neutrino melebihi cahaya (300km/detik).

Neutrino adalahpartikel dasar dengan massa yang sangat kecil. Partikel ini tercipta dari peluruhan radioaktif, reaksi fusi yang terjadi di matahari atau reaktor nuklir atau ketika sinar kosmik menabrak sekelompok atom.

Einstein Benar, Tak Adayang Lebih Cepat dari Cahaya!

Dalam penelitian yang dilakukan di Gran Sasso National Laboratory, Italia, di kedalaman 1.400 meter, peneliti menguji neutrino yang ditembakkan dari Laboratorium Organisasi Eropauntuk Riset Nuklir (CERN), Swiss.

Tim OPERA menemukan bahwa neutrino bergerak 60 nanodetik lebih cepat dari cahaya. Temuan ini menggegerkan sebab Albert Einstein menyatakan bahwa tak ada partikel yang bergerak lebih cepat dari cahaya.

Beberapa peneliti meragukan temuan tersebut dan menganggapnya hal yang tidak mungkin. Banyak pihak yang menyebutkan adanya kesalahan, baik dalam instrumen maupun tata cara penelitian.

Tim peneliti lain kemudian mencoba melakukan eksperimen ulang untuk membuktikan kebenaran hasil dari tim OPERA. Salah satu upaya pembuktian dilakukan tim ICARUS.
Tim ICARUS melakukan eksperimen menggunakan 600 ton - 4300 argon cair untuk mendeteksi kedatangan neutrino yang dikirimkan pada kedalaman 730 km dari CERN.
Menegaskan kembali hasil penelitian, Sandro Centro, juru biacara tim ICARUS, mengungkapkan bahwa kecepatan gerak neutrino sama dengan kecepatan cahaya, dengan sedikit deviasi.

"Sekarang kita100 persen yakin bahwa kecepatan cahaya adalah kecepatan neutrino," ungkap Centro seperti diberitakan BBC, Jumat kemarin.

Menurut Centro,temuan kontroversial tim OPERA adalah buah dari ketidak cermatan dalam penelitian, seperti yang sempat diakui sendiri oleh tim OPERA pada bulan Februari 2012.

Diberitakan Nature pada 22 Februari lalu, OPERA menyakatan bahwa kesalahan pengukuran bisa diakibatkan oleh kesalahan koneksi yang berpengaruh pada hasil bacaan GPS dan jam master OPERA.

Hasil penelitian ICARUS tentu sedikit melegakan, terutama bagi yang tak percaya hasil riset OPERA. Kini, ilmuwan bisa yakin bahwa teori Einstein belum terbantahkan.
Menanggapi hasil penelitian ICARUS, Antonio Ereditato yang merupakan anggota OPERA mengatakan,"Hasil ini sesuai dengan temuan terbaru kami bahwa ada komponen yang tak berfungsi dalam eksperimen kami."

Ditanya apakah timOPERA kecewa dengan hasil terbaru riset neutrino, Ereditato menuturkan,"Beginilah ilmu pengetahuan bekerja. Apa pun itu, semua adalah kemajuan dalam pengetahuan kita secara global." Sumber

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost