Praktisi komunikasi, Aat Surya Syafaat, mengatakan budaya menulis dan membaca membantu kegiatan belajar-mengajar, khususnya pada lembaga pendidikan dan masyarakat secara umum.
"Untuk menjadi pandai, kita tidak lepas dari
kegiatan menulis dan membaca, meskipun banyak metode lain yang dapat digunakan
agar seseorang menjadi pandai dan cerdas," katanya dalam orasi ilmiah yang
disampaikan saat wisuda Universitas Mathla'ul Anwar Banten, Sabtu (25/2).
Wartawan senior Kantor Berita Antara itu juga
menyatakan budaya menulis membantu memperlancar hubungan dan interaksi sosial
antar individu, kelompok masyarakat, bahkan antar bangsa, serta memperlancar
hubungan kerjasama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, termasuk
persoalan sengketa antar bangsa.
"Melalui tulisan, kita bisa memberikan
sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan
lainnya, demi meningkatkan kesejahteraan rakyat. Saat ini, tulisan tetap
menjadi media komunikasi yang diandalkan," kata Aat.
Bung Hatta, kata dia, menulis buku berjudul
"Mendayung Antara Dua Karang" ketika ditahan penjajah Balanda di
penjara Boven Digul. Dan karyanya itu menjadi "basic" politik luar
negeri Indonesia yang bebas aktif.
Demikian juga Bung Karno, kata dia, menulis buku
berjudul "Di Bawah Bendera Revolusi" ketika ditahan di penjara
Sukamiskin, Bandung. Tulisannya itu menginspirasi generasi muda dengan
nilai-nilai perjuangan.
"Kedua buku yang ditulis para pendiri bangsa
itu, saya kemukakan untuk memotivasi semua pihak, bahwa menulis merupakan
aktualisasi diri yang membawa idealisme untuk masa depan bangsa yang lebih
baik," kata Mantan Kepala Biro Antara New York, Amerika Serikat itu.
Menurut dia, tidak ada istilah terlambat dalam
menulis. Andrea Hirata, penulis buku "Laskar Pelangi" yang menjadi
"best seller', baru memulai menulis pada usia 40 tahun.
Aat juga mengatakan, bagi civitas akademika,
banyaknya tulisan yang dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah merupakan salah satu
indikator perguruan tinggi itu memiliki kualitas yang membanggakan. Bahkan
berkelas dunia kalau tulisan dosen dan mahasiswanya banyak ditemui di
jurnal-jurnal internasional. Sumber : REPUBLIKA
0 comments:
Posting Komentar